Amman - Perdana Menteri Yordania, Abdullah Ensour,
Ahad, 14 April 2013, mengatakan, krisis di Suriah "mengancam keamanan
nasional." Oleh karenanya Yordania akan mengajukan keberatan ke Dewan
Keamanan PBB sebab ekonominya terpengaruh akibat luberan pengungsi di
sana.
Yordania jelaskan, negaranya telah menerima 450 ribu pengungsi Suriah, termasuk sekitar seperempat juta pengungsi anak-anak.
Juru bicara PBB, pekan lalu, mengatakan, badan PBB memperkirakan
jumlah pengungsi Suriah yang meluber ke negeri tetangga pada Desember
2012 lalu mencapai 1,2 juta.
Badan PBB
urusan anak-anak, UNICEF, yang menyediakan air bersih, sanitasi,
vaksinasi, dan pendidikan di kamp Zaatari, mengatakan, lembaganya
dihadapkan pada merosotnya bantuan sehingga memaksa lembaga tersebut
memotong layanan yang diberikan.
UNICEF jelaskan, lembaganya hanya mendapatkan bantuan US$12 juta
(sekitar Rp 117 miliar) dari yang semestinya US$57 juta (sekitar Rp 554
miliar). "UNICEF perlu dana tambahan untuk operasional di Yordania tahun
ini."
Pekan lalu, Yordania membuka kamp pengungsi kedua bagi pengungsi Suriah setelah memperoleh bantuan dari Uni Emirat Arab.
Kamp seluas 5.200 hektar itu terletak di sekitar 80 kilometer sebelah
tenggara Amman, memiliki 750 karavan, sebuah rumah sakit, sebuah
sekolah, dan dapat menampung 5.500 orang.
"Kamp pengungsi ini diutamakan menerima kaum janda, yatim piatu, dan
keluarga yang tak memiliki pria lajang," kata juru bicara pemerintah
untuk urusan pengungsi Suriah, Anmar Hmud, kepada AFP. "Ada rencana
memperluas kamp untuk 30 ribu orang."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar